MATEMATIKA DALAM PANDANGAN ISLAM
DI SUSUN OLEH:
Taufikurrahman BAB I. Pendahuluan
A. Lattar belakang
Matematika merupakan sebuah ilmu yang
sudah tidak asing lagi kita dengar pada saat ini, karena dalam kehidupan
manusia tidak terlepas dari yang
namanya hitung-menghitung.
Hampir semua orang mengenal matematika. Bahkan, dalam institusi formal pun
semenjak kita mengecap pendidikan TK hingga Sekolah Menengah Atas pun diharuskan
mempelajari matematika.Bahkan bisa disimpulkan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya matematika. Jadi sangat jelas
bahwa matematika sangat penting bagi kehidupan.
.
Munculnya anggapan bahwa ilmu pengetahuan dan agama itu sesuatu yang sangat
terpisah dan Ilmu pengetahuan tidak ada hubungannya dengan masalah agama, dalam
hal ini agama Islam. Begitu juga dengan agama Islam yang tidak berhubungan
dengan ilmu pengetahuan,termasuk juga matematika. Hal ini menimbulkan pemikiran
bahwa matematika juga tidak memiliki keterkaitan dengan agama islam. Itu merupakan suatu anggapan yang sangatlah
keliru, karena pada dasarnya agama Islam dan Ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Oleh karena itu
perlu adanya penjelasan tentang hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
menanggapi tentang matematika. Serta banyak orang mengira bahwa matematika adalah
ilmu yang dihasilkan oleh para ilmuwan barat sehingga didalamnya jauh dari
nilai-nilai spiritual agama Islam. Padahal sesungguhnya matematika itu memiliki
hubungan yang sangat erat dengan tradisi spiritual umat Islam dan sangat akrab
dengan Al-Qur’an. Untuk menepis anggapan seperti ini,
perlu diberikan pembelajaran matematika yang memadukan antara matematika dan
agama. Dengan demikian kita harus mengenalkan matematika yang islami agar
matematika dikenal sebagai disiplin ilmu yang tidak bertentangan dengan agama Islam
B. Penemuan masalah
- Bagaimana
matematika yang sesuai dengan pandangan Islam?
- Keterkaitan antara
matematika dengan Islam.
BAB II. PEMBAHASAN
A.Matematika dalam pandangan Islam
Kalau berbicara tentang matematika
dalam pandangan Islam, maka kita kita harus mengetahui bagaimana matematika
Islam itu sendiri. Matematika Islam merupakan matematika yang menjadikan
Al-Quran dan Sunnah nabi sebagai postulat. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa:
“Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan, tidak akan kamu
tersesatselama berpegang kepadanya kitab Al-quran dan Sunnah Rasul Allah” (H.R
Muslim).
Sebab didalam Matematika Islam kita tidak perlu lagi
membuktikan suatu data yang datangnya dari
Allah dan Rasul-Nya, sekalipun dalam perjalanannya, Matematika Islam
seolah-olah membuktikan sunnah-sunnah Nabi. Data bilangan dari Al-Quran dan
nabi, di olah dan dibuat model matematikanya, seperti: permata shalat, roda
gigi sholat dan lain-lain. Fenomena seperti itu sering dibuat sains Quran atau
sains spiritual Quran, karena Al-Quran itu seperti Ruh.
y7Ï9ºxx.ur !$uZøym÷rr& y7øs9Î) %[nrâ ô`ÏiB $tRÌøBr& 4 $tB |MZä. Íôs? $tB Ü=»tGÅ3ø9$# wur ß`»yJM}$# `Å3»s9ur çm»oYù=yèy_ #YqçR Ïök¨X ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±®S ô`ÏB $tRÏ$t6Ïã 4 y7¯RÎ)ur üÏöktJs9 4n<Î) :ÞºuÅÀ 5OÉ)tGó¡B ÇÎËÈ
“Dan Demikianlah
kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu
tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah
iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan
dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu
benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Dan dijelaskan atasa sains (ilmu).
ôs)s9ur Nßg»uZ÷¥Å_ 5=»tGÅ3Î/ çm»oYù=¢Ásù 4n?tã AOù=Ïæ Wèd ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã ÇÎËÈ
“ Dan
Sesungguhnya kami Telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang
kami Telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami,menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman”
Orang sering keliru membedakan antara
sains dan teori. Sering orang enggan ,menghubungkan Al-Quran dengan sains,
karena katanya sains itu berubah dan dan wahyu tidak berubah. Padahal yang
berubah itu teori,bukan wahyu. Ilmu pengetahuan itu adalah ayat di alam,
berbeda dengan teori. Jangan menyamakan antara sains dan teori. Jadi sains
Quran itu adalah sains itu sendiri, karena Al-Quran itu dikatakan sebagai
ayat-ayat bukti di dada orang yang
diberi ilmu.
ö@t/ uqèd 7M»t#uä ×M»oYÉit/ Îû Írßß¹ úïÏ%©!$# (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# 4 $tBur ßysøgs !$uZÏF»t$t«Î/ wÎ) cqßJÎ=»©à9$# ÇÍÒÈ
“ Sebenarnya, Al
Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang
zalim”
öqs9 $uZø9tRr& #x»yd tb#uäöà)ø9$# 4n?tã 9@t6y_ ¼çmtF÷r&t©9 $Yèϱ»yz %YæÏd|ÁtFB ô`ÏiB Ïpuô±yz «!$# 4 ù=Ï?ur ã@»sVøBF{$# $pkæ5ÎôØtR Ĩ$¨Z=Ï9 óOßg¯=yès9 crã©3xÿtGt ÇËÊÈ
“ Kalau
sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan
perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”
Hal ini menjelaskan bahwa Al-Quran
suatu formula. Oleh sebab itu ia harus difikirkan. Kegiatan membaca dan
menghafal Al-Quran yang kita lakukan selama ini belum tentu dalam rangka
memikirkan. Karena ada Matematika Islam didalamnya, maka itu perlu kita
fikirkan, bukan kita akali. Demikian Matematika Islam adalah sains itu sendiri.
Dan pandangan Islam terhadap
matematika memberikan matematika tempat
yang khusus bagi Muslim karena cocok dengan karakter pemikiran Islam tentang
keesaan dan abstraksi. Bagi Muslim matematika bukan dianggap sekuler, tapi
merupakan alat untuk mencapai dunia pengetahuan berdasarkan hal-hal yang dirasakan.
Dalam Al-Quran juga mengandung
banyak aspek matematika seperti hukum waris,serta dampak social moral ekonomi
dalam hal ini termasuk dalam aspek niaga atau perdagangan. Serta dalam
peribadatan juga diperlukan hitungan dan olahan statistik seperti pada
penetapan waktu shalat. Dijelaskan dalam firman Allah:
“maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu),ingatlah Allah diwaktu berdiri,diwaktu duduk,dan
diwaktu berbaring. Dan kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasanya). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang beriman”. (QS Al-Nisa:103)
Disamping itu juga terdapat
dapat bentuk transformasi shalat atau tentang putaran sudut yang
dibuat saat melakukan shalat,. Salah satunya, shalat gerhana berhubungan dengan
terjadinya gerhana baik matahari maupun bulan. Dalam shalat gerhana ada dua
kali rukuk, setiap ruku’ dianggap bersudut 90 derajat. Jika dijumlah maka
sudutnya menjadi 180 derajat. Dalam matematika ini membentuk garis lurus.
Ternyata, ratusan tahun kemudian para ahli baru menemukan bahwa gerhana pun
terjadi akibat posisi bulan, bumi dan matahari yang berada pada satu garis
lurus.
Ini merupakan sebagian kecil dari ilmu kebenaran Al-Quran yang telah diteliti maknanya, setelah beberapa tahun lalu oleh ilmuwan barat telah dibuktikan pula manfaat shalat dan puasa untuk kesehatan. Logikanya, jika dalam tiap kali kita melakukan ruku itu membentuk 90 derajat, maka dalam tiap satu raka’at itu kita membentuk 360 derajat, sebagaimana bumi berputar yang menandakan sebagai sebuah proses kehidupan. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa orang hidup perlu salat yang berputar 360 derajat. Ini tentu saja berbeda dengan orang mati yang tidak lagi perlu salat, tidak lagi hidup, karena itu, salat mayit pun tidak disertai dengan gerakan-gerakan sujud dan ruku, karena memang tidak lagi bergerak atau mati.
Ini merupakan sebagian kecil dari ilmu kebenaran Al-Quran yang telah diteliti maknanya, setelah beberapa tahun lalu oleh ilmuwan barat telah dibuktikan pula manfaat shalat dan puasa untuk kesehatan. Logikanya, jika dalam tiap kali kita melakukan ruku itu membentuk 90 derajat, maka dalam tiap satu raka’at itu kita membentuk 360 derajat, sebagaimana bumi berputar yang menandakan sebagai sebuah proses kehidupan. Hal ini bisa kita simpulkan bahwa orang hidup perlu salat yang berputar 360 derajat. Ini tentu saja berbeda dengan orang mati yang tidak lagi perlu salat, tidak lagi hidup, karena itu, salat mayit pun tidak disertai dengan gerakan-gerakan sujud dan ruku, karena memang tidak lagi bergerak atau mati.
Rahasia
sholat lainnya yaitu bacaan takbir yang diucapkan pada 29 kali shalat tarawih
dan witir ditambah sholat Ied maka akan ditemukan bilangan 1786 yang jika
dibagi 19 adalah 94. Menariknya, angka 94 itu adalah jumlah kalimat takbir
dalam lima kali sholat dalam sehari. Hal-hal tersebut merupakan contoh kecil
dari nilai matematika dalam Islam, masih banyak lagi yang belum bisa dipecahkan
atau ditemukan oleh manusia. Dan dengan adanya aspek matematika dalam Al-quran
Hal ini akan dapat mematahkan “kepercayaan” sebagian orang yang meyakini bahwa
matematika itu produk Barat. Disamping itu, banyak ilmuwan Islam yang juga
sangat berperan terhadap perkembangan matematika, seperti Abu Abdullah Muhammad
Ibn Musa Al-Khwarizmi atau yang biasa dikenal di kawasan Eropa dengan nama
Algorisme. Al-Khwarizmi adalah orang muslim yang sangat dikenal karena
kemampuannya dalam bidang matematika.
Kemudian matematika perlu dipelajari
dengan kedua potensi kita, jasmani dan ruhani, aql dan qalb
secara bersamaan. Qalb saja memang dapat mempelajari matematika, tetapi
kadang tidak dapat memberikan penjelasan yang logis dan rasional. Qalb dapat
menjawab 3 + 4 = 7, tetapi kadang tidak
dapat menjawab mengapa bisa 7. Aql saja dapat mempelajari matematika,
tetapi kadang terlalu lama dalam berpikir dan tidak dapat menangkap hakikat.
Belajar matematika perlu melibatkan
potensi intelektual, emosional, dan spiritual secara bersamaan. Perlu
penggunaan aql dan qalb secara bersama, melalui jalur jasmani (kasab)
dan juga jalur rohani (kasyaf). Aspek pengembangan kemampuan berpikir (kognitif),
sikap (afektif), dan prilaku (psikomotor) dalam belajar
matematika dapat tercapai dengan baik dengan paradigma ulul albab. Potensi
dzikir untuk mengembangkan aspek afektif dan fikir untuk mengembangkan aspek
kognitif agar menghasilkan amal sholeh (psikomotor). Belajar matematika
yang abstrak, yang memerlukan kemampuan pikir dan imajinasi dapat dilakukan
dengan paradigma ulul albab yang menggunakan pendekatan rasionalis, empiris,
dan logis sekaligus pendekatan intuitif, imajinatif, dan metafisis.
B.Keterkaitan Antara Materi Matematika
Dengan Islam
Bagi orang muslim, Al-Qur'an adalah salah satu kitab suci
yang memiliki semua rahasia kehidupan. Dalam hal ini kita akan membahas salah
satu ilmu pengetahuan yang ada di dalam Al-Qur'an yang mungkin tidak diketahui
semua orang, yaitu hubungan antara materi Matematika dengan Islam
i).nilai phi dengan
thawaf dan ka'bah.
Thawaf
merupakan salah satu rukun haji, yaitu mengelilingi ka'bah.
Firman
Alloh SWT yang artinya:
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran,
yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka
dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah)”.
Yang
dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong rambut, mengerat
kuku, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan Nazar di sini ialah nazar-nazar yang
baik yang akan dilakukan selama ibadah haji.
Dari 'Aisyah : " Bahwasaanya Nabi SAW ketika
sampai di Makkah, adalah pekerjaan yang mula-mula beliau kerjakan, ialah
mengambil air sembahyang kemudian beliau Thawaf". Riwayat Bukhari dan
Muslim.
Sebagaimana
kita ketahui, thawaf adalah berjalan keliling yang membentuk lingkaran dan
dilakukan sebanyak tujuh kali.
Sabda
Rosululloh SAW :
Dari jabir : " Bahwasannya Nabi besar SAW,
tatkala sampai mekah telah mendekatkan ke hajar aswad, kemudian beliau sapu hajar
aswad itu dengan tangan beliau , kemudian beliau berjalan ke sebelah kanan
beliau ; berjalan cepat tiga kali berkeliling dan berjalan biasa empat kali
berkeliling". Riwayat Muslim dan Nasai.
Dari Abu Huraira, bahwasannya ia telah mendengar
Nabi SAW bersabda : "Barang siapa berkeliling ka'bah tujuh kali dan ia
tidak berkata selain dari : Maha Suci Allah dan segala puli bagi Alloh, tidak
ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, Allah Maha Besar dan tidak ada
daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Orang yang membaca
kalimat tersebut, dihapuskan dari padanya sepuluh kejahatan, dan dituliskan
sepuluh kebaikan dan diangkat derajatnya sepuluh tingkat ".
Riwayat Ibnu Majah.
Didalam
rumus luasan atau kelilling lingkaran selalu digunakan alat ukur yang disebut phi yang
besarnya 22/7 .
Angka
22 dan 7 mempunyai korelasi dengan ibadah
haji dan rukun thawaf. Surah yang artinya haji adalah Surah ke- 22 yaitu Al-Hajj.
Thawaf
membentuk lingkaran sebanyak tujuh kali. Lihat kombinasi angkanya = 22 dan 7 . Persis sama dengan phi
lingkaran yaitu .
ii).Diagram venn
Dalam
suatu diagram venn terdapat bagian-bagian. Didalamnya terdiri dari himpunan-
himpunan dan didalam himpunan tersebut terdapat elemen-elemen.
Himpunan-himpunan dalam diagram venn yang merupakan himpunan semua obyek dari
suatu pembicaraan disebut himpunan semesta.
Konsep
diagram venn tersebut dapat kita aplikasikan dalam kehidupan manusia. khususnya
untuk orang islam, karena di mata Allah SWT terdapat beberapa golongan sesuai
dengan tingkat keimanannya. Yakni mutaqin, mukhsin, mukmin, muslim, dan kafir.
Diagram venn tersebut dapat digambarkan:
Keterangan:
S = Orang islam
M1: Muttaqin
M2 : Mukhsin
M3 : mukmin
M4 : Muslim
K : Kafir, yang dimaksud di sini adalah orang Islam yang berprilaku seperti orang kafir.
S = Orang islam
M1: Muttaqin
M2 : Mukhsin
M3 : mukmin
M4 : Muslim
K : Kafir, yang dimaksud di sini adalah orang Islam yang berprilaku seperti orang kafir.
- Dari gambar diagram venn tersebut dapat dijelaskan bahwa di mata Allah SWT orang islam dibagi dalam beberapa golongan sesuai dengan tingkat keimanannya. Yakni: muttaqin, mukmin, mukhsin, muslim dan kafir. Dimana orang islam paling sempurna ialah apabila ia telah mencapai tingkatan Muttaqin.
- Muslim adalah orang yang telah bersyahadat, serta telah berserah diri dan dalam hal ini berpasrah kepada tuhan.
- Mukmin adalah seorang muslim yang istiqomah atau konsisten dan berpegang teguh kepada nilai kebenaran,sampai pada hal-hal yang terkecil
- Mukhsin adalah orang-orang yang bertaqwa, yang senantiasa menginfaqkan hartanya di jalan Allah.
- Muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi.
Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa' ayat 88
" Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua
golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, Padahal Allah telah
membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah
kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah?
Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan
(untuk memberi petunjuk) kepadanya"
Maksudnya: golongan orang-orang mukmin yang
membela orang-orang munafik dan golongan orang-orang mukmin yang memusuhi
mereka.
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu
sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya
Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
Belajar matematika yang abstrak,
yang memerlukan kemampuan pikir dan imajinasi dapat dilakukan dengan paradigma
ulul albab yang menggunakan pendekatan rasionalis, empiris, dan logis sekaligus
pendekatan intuitif, imajinatif, dan metafisis.
iii) Refleksi (pencerminan).
Kehidupan manusia adalah cermin dari
keputusan yang telah dibuatnya. Terjadinya bencana banjir, longsor, dan
fenomena sosial lainnya yang terjadi di beberapa kota, merupakan sebagian
contoh dari buah keputusan yang telah diambil kita sebelumnya. Prinsip ini,
harus benar-benar kita sadari dan pahami dalam setiap langkah kita hidup di
dunia. Bila tidak, maka siap-siap kesengsaraan dan kerugian menyelimuti kita.
Seperti dalam firman Allah dalam surat Al-Hasyr 18 :
"Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Ayat dan keterangan diatas erat
kaitannya dengan ilmu matematika, yaitu tentang refleksi. Oleh karena itu,
terlebih dahulu akan dijelaskan tentang refleksi dalam ilmu matematika. Berikut
pengertian dari refleksi dalam ilmu matematika:
Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar di atas merupakan contoh
refleksi yang sering anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah bangunan
direfleksikan oleh danau. Gambar bangunan di bawah permukaan air merupakan
bayangan dari bangunan di daratan tepi danau.
Refleksi merupakan salah satu jenis
transformasi. Untuk melakukan suatu refleksi diperlukan sumbu refleksi atau
sumbu simetri atau garis refleksi atau garis cermin.
Pada gambar di bawah, ABC dengan
titik sudut A(5, 1), B(6,5 , 2), dan C(3, 3) direfleksikan terhadap garis x =
3. Bayangannya adalah ?A'B'C' dengan A'(1,1), B'(-0,5 , 2), dan C(3,3).
Perhatikan bahwa pada suatu refleksi
ukuran bangun tidak berubah dan titik pada bangun yang terletak pada sumbu
refleksi tidak berpindah letaknya. Titik C pada gambar di atas berimpit dengan
titik C'. Jadi titik C dan bayangannya merupakan titik yang sama.
Dalam ajaran islam, kehidupan di
akhirat adalah kehidupan yang berkekalan dan tiada berkesudahan. Ganjaran dan
balasan di akhirat sangat setimpal dengan amalan setiap makhluknya. Ini adalah
bukti keadilan Allah SWT. Sesungguhnya kehidupan akhirat itu berkait rapat
dengan kehidupan kita semasa di dunia ini. Jika amalan kita soleh, maka
sejahtera dan berbahagialah kita di akhirat kelak. Tetapi sekiranya amalan kita
buruk, maka derita dan sengsaralah kita.
Firman Allah dalam surat Al-Israa'
72 :
"Dan
barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia
akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)."
Firman Allah dalam surat Al-Qashash
84 :
"Barangsiapa
yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik
daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan."
Menurut pengertian refleksi diatas,
kehidupan di akhirat adalah cerminan atau refleksi dari kehidupan manusia
didunia. Yang barang siapa menanam kebaikan di dunia, maka kebaikan pula yang akan
kita petik di akhirat. Begitu pula sebaliknya, barang siapa menanam keburukan
di dunia, maka keburukan pula yang akan kita petik di akhirat.
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN
Matematika mendapat tempat yang
khusus bagi Muslim karena cocok dengan karakter pemikiran Islam tentang keesaan
dan abstraksi. Bagi Muslim matematika bukan dianggap sekuler, tapi merupakan
alat untuk mencapai dunia pengetahuan berdasarkan hal-hal yang dirasakan. Matematika
menduduki tempat istimewa dalam ilmu pengetahuan Islam. Sumber studi
matematika, sebagaimana sumber ilmu pengetahuan lainnya dalam Islam. Karena
dalam Al-Quran memuat segala sesuatu sesuai dengan firmannya Allah SWT
menyatakan tidak ada sesuatu apa pun yang aku tinggalkan dalam Al-Quran. Hal
ini berlaku juga dengan ilmu matematika.
Dengan adanya aspek matematika dalam Al-quran Hal ini akan
dapat mematahkan “kepercayaan” sebagian orang yang meyakini bahwa matematika
itu produk Barat dan juga mematahkan anggapan bahwa ilmu pengetahuan tidak
memiliki hubungan dengan Islam. Karena pada dasarnya matematika sangat erat
dengan kegiatan spiritual umat Islam. Serta dengan pelajaran matematika dan
Islam kita dapat meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT.